Rabu, 03 September 2008

tgs analisa kasus psi gw

Pembahasan Kasus
Seorang gadis remaja, RM yang berumur 14 thn, meraih kesuksesannya yaitu meraih perak olimpiade sains nasional (biologi) 2006. Semenjak kelas 2 SMP, ia telah mengikuti berbagai kegiatan klub sains di sekolahnya, selain itu ia juga ditunjangi oleh prestasi-prstasi lainnya yaitu tercatat sebagai siswa yang menduduki peringkat 10 besar disekolahnya dan berbagai kejuaraan yang telah ia raih. Hal itu semua tidak lepas dari usaha dan kerja keras dari RM juga dan juga dukungan dari keluarganya. Menurut keluarganya, RM adalah anak yang mandiri, bisa membagi waktu dan tidak melupakan pelajaran sekolah. Hal itu juga yang membuat ibunya percaya dengannya. Lalu, RM juga sosok remaja yang berkemauan keras, karena bila ingin menginginkan sesuatu, maka ia akan berusaha keras untuk mencapainya. Dukungan lain yang diberikan orang tua RM adalah orang tuanya yang cukup democrat memberikan kebebasan kepada anaknya untuk memilih mata pelajaran yang bisa ia fokuskan untuk jenjang pemilihan jurusannya nanti namun sebelumnya kedua orang tua RM memberikan gambaran mengenai mata-mata pelajaran tersebut. Selalu ada pengawasan dan perhatian dari orang tua. RMjuga adalah anak yang bertanggung jawab, walaupun ia suka nonton bola, namun tanggung jawabnya sebagai pelajar yang juga harus belajar, ia benar-benar mempertanggung jawabkan hal itu.


Analisis Kasus
Perkembangan kemandirian perilaku:
1. Changes in Decision-Making Abilities
Remaja mampu melihat pelbagai sudut pandang, membandingkan setiap pandangan yang ada karena didasari oleh kemampuan berpikir hipotetis.
Semakin meningkatnya kapabilitas role-taking, juga memungkinkan remaja mempertimbangkan opini orang lain dan menyatukannya ke dalam perspektif dirinya. Bersamaan dengan perubahan kognitif inilah maka keterampilan decision making akan meningkat & konsekwensinya meningkat pula kemampuan berperilaku independent.
2. Changes in Susceptibility in Influence
Meningkatnya waktu remaja bersama-sama teman sebayanya, maka opini dan saran orang lain-bukan hanya teman sebaya tetapi orang dewasa- menjadi sangat penting. Oleh karenanya, remaja akan minta opini teman sebaya tentang ‘pakaian’, memilih guru atau konselor untuk bertanya tentang les sekolah
Dalam kehidupan sehari-hari, remaja sering menjumpai pertentangan antara opini teman denagn opini orang tua. Contoh: dalam perjalanan pulang dari sekolah, melihat kejadian ‘mendebarkan’ Pada situasi tertentu, pendapat teman lebih menentukan. Tetapi dalam situasi lain, pendapat orangtua yang lebih menentukan. Remaja memilih conform dengan pendapat teman untuk persoalan jangka pendek, keseharian, dan social matters. Misal: untuk persoalan tentang pertanyaan ‘masa depan’, misal perencanaan pendidikan & pekerjaan, maka remaja banyak dipengaruhi oleh orangtua atau orang dewasa lain (guru, experts).

3. Changes in Feelings of Self-reliance
Kajian ini terfokus pada bagaimana remaja memastikan kemadiriannya. Hasil penelitian terhadap remaja dari pelbagai usia yang diminta untuk melengkapi tes terstandar tentang self-reliance menunjukkan, subjective feeling tentang kemandirian memperlihatkan peningkatan sepanjang masa remaja. Remaja perempuan lebih self-reliance dibanding remaja pria. Meningkatnya self-reliance, akan meningkatkan self-esteem dan dengan demikian akan menurunkan perilaku bermasalah.

Perkembangan kemandirian remaja berkaitan dengan perubahan biologis, kognitif dan sosial. Perubahan fisik pada remaja akan memicu perubahan dalam emotional relationship di rumah. Perubahan kognitif juga memegang peran penting dalam kemandirian, karena tercakup didalamnya mampu mengambil keputusan sendiri. Lalu perubahan peran dan aktivitas sosial mengharuskan remaja meningkatkan tanggung jawab dan rasa kepercayaan.

Dari dimensi biologi, remaja mengalami perubahan dramatis dalam penampilan fisiknya selama pubertas dan hal ini mengubah konsepsi remaja mengenai dirinya dan juga hubungannya dengan orang lain. Bagi remaja mengalami perubahan fisik akan meningkatkan t1uktuasi dari gambaran dirinya dan evaluasi ulang dari "siapa saya sebenamya".

Dari dimensi kognitif, remaja mengalami peningkatan kemampuan intetektual yang
memungkinkan remaja memiliki cara berpikir baru dalam menghadapi masalah, nilai-nilai dan relasi interpersonal, dan juga dalam memandang dirinya. Remaja mulai dapat berpikir secara sistematis mengenai kejadian-kejadian di masa yang akan datang secara hipotesis. Pada masa ini remaja mulai bertanya pada dirinya, "akan menjadi apakah saya nanti?"; "identitas apa yang mungkin bagi saya?"; atau "orang seperti apakah saya ini?". Perubahan cara berpikir yang terjadi pada masa remaja membukakan dunia baru yang penuh altematif mengenai kemungkinan identitas dirinya.

Peruhahan dalam peran sosial juga membukakan serangkaian pilihan dan keputusan untuk remaja yang tidak pemah terpikirkan sebelumnya. Dalam keadaan masyarakat seperti dewasa ini, masa remaja merupakan masa untuk membuat keputusan penting mengenai pendidikan formal, pekerjaan, perkawinan dan masa depan yang mendorong mereka untuk mempertanyakan lebih lanjut mengenai diri mereka.


Kesimpulan:
RM telah mengembangkan kemampuan kemandirian itu, terlihat dari hasil usahanya yang telah ia raih karena dengan usaha yang telah ia berikan, itu tidak terlepas dari adanya tanggungjawab serta kemauan untuk disiplin seperti tetap belajar walaupun punya kesibukan yang lain, lalu dukungan orang tua yang democrat juga memberikan andil kepada RM sehingga ada juga keyakinan serta kepercayaan diri yang timbul dalam dirinya dan memberikan identitas yang baik sehingga ia mau terus untuk dapat bereksplorasi dan memiliki komitment juga untuk langkah-langkah karirnya di masa mendatang.


Sumber Referensi
▪ Tabloid Mom & Kiddie; Edisi 18 tahun ke I (07 - 20 Mei 2007)
▪ Humanitas: Indonesian Psychologycal Journal vol 1 no. 1 Januari 2004Catatan perkuliahan mengenai autonomy

Tidak ada komentar: